Jumat, 23 Maret 2018

Kisah di balik Sajian Garang Asem,Ayam bakar,Ayam goreng, & Nasi goreng.

Garang asem
merupakan makanan tradisional khas Jawa Tengah. Garang asem adalah masakan olahan ayam berkuah santan yang dimasak menggunakan daun pisang dan didominasi oleh rasa asam dan pedas. Garang Asem berasal dari Grobogan namun kini Garang Asem populer di Kudus, bahkan kini Garang Asem ada di beberapa kota di provinsi Jawa Tengah memiliki makanan tradisional ini. Antara lain Kendal, Semarang, DemakKudusPati, dan PekalonganGarang asem biasa disajikan sebagai lauk pendamping nasi, ditambah dengan tusukan ayam asam manis, tempe goreng, tergantung selera.
Makanan tradisional ini terbuat dari ayam yang sudah dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil, seperti dada, sayap, dan kepala. Potongan cabai dan belimbing sayur adalah bahan sumber rasa asam. Ayam yang digunakan adalah ayam kampung, karena ayam kampung akan terasa lebih lembut dan empuk dibanding ayam yang lain. Setelah itu dibungkus dengan daun pisang, diberi bumbu dan air secukupnya, dan dikukus selama kurang lebih 45 menit. Agar garang asem tidak bocor biasanya daun pisang dilapisi dengan plastik tahan panas di dalamnya.

Ayam Bakar Kampung

Merupakan salah satu menu yang ada di Waroeng Pangestu .makanan ini sangat sering kita jumpai di rumah makan pinggir jalan ataupun restauran bintang lima sekalipun.
Di Jawa, ayam biasanya direndam dengan campuran kecap manis  dan minyak kelapa, dioleskan dengan sikat saat memanggang. Campuran bumbu bumbu bisa bervariasi antar daerah, tapi biasanya terdiri dari kombinasi bawang merah, bawang putih, cabe rawit, ketumbar, jus asam, kemiri, kunyit, lengkuas dan garam. Di Jawa, ayam bakar biasanya terasa agak manis karena kecap manisnya baik berupa sulaman atau kecap, sedangkan ayam bakar Padang, Bali, Lombok dan sebagian besar Sumatera biasanya lebih spicier dan lebih kemerahan karena cabainya. jumlah cabe rawit, kunyit dan bumbu lainnya, dan tidak adanya kecap manis.
Potongan ayam biasanya dimasak sebagian dalam campuran rempah-rempah menggunakan api kecil sebelum dipanggang, agar ayam bisa menyerap rempah-rempah. Selama proses pemanggangan, bumbu yang tersisa dioleskan pada ayam. Ayam bakar biasanya disajikan dengan sambal terasi (cabai dengan terasi) atau sambal kecap (irisan cabai dan bawang merah dengan kecap manis) seperti saus atau bumbu celupan dan irisan mentimun dan tomat sebagai hiasan.

Ayam Goreng Kampung

Merupakan salah satu menu di Waroeng Pangestu. Dan bisa di pastikan sendiri kalau ayam goreng kampung buatan Waroeng Pangestu lebih enak dan nikmat di bandingkan ayam goreng di tempat lain.
Cara membuatnya pun cukup mudah. Campuran rempah bisa bervariasi antar daerah, tapi biasanya terdiri dari kombinasi bawang merah, bawang putih, daun salam India, kunyit, serai, jus asam, kemiri, lengkuas, garam dan gula. Potongan ayam direndam dan diasinkan dalam campuran rempah-rempah untuk beberapa waktu sebelum menggoreng, agar ayam menyerap rempah-rempah. Proses marinasi mungkin termasuk memanaskan ayam di bumbu untuk membantu penyerapan rempah-rempah. Paling sering sebelum menggoreng, ayam goreng sudah setengah matang dengan warna kekuningan yang diwarnai kunyit. Dalam bahasa Jawa, proses ini disebut ungkep.

Ayam itu kemudian digoreng dalam jumlah cukup dengan minyak goreng panas, baik kelapa sawit atau minyak kelapa. Ayam itu digoreng sampai kuning keemasan. Beberapa varian seperti ayam goreng kremes bisa menambahkan tepung dalam goreng yang digiling sebagai butiran renyah. Sedangkan pada resep lainnya, butiran lezat ini didapat dari gorengan parut atau kelapa goreng (serundeng).

Ayam goreng biasanya disajikan dengan nasi kukus, sambal terasi (cabai dengan pasta udang) atau sambal kecap (irisan cabai dan bawang merah dengan kecap manis) sebagai saus atau bumbu dan irisan mentimun dan tomat untuk hiasan. Tempe goreng dan tahu mungkin ditambahkan sebagai lauk.

Ada banyak resep ayam goreng, di antaranya yang populer:
  • Ayam goreng Pangestu: Ayam goreng kampung khas kendal.
  • Ayam goreng lengkuas: ayam goreng galangal. juga dikenal sebagai ayam goreng Bandung
  • Ayam goreng Padang: masakan ala Padang goreng, ada beberapa varian ayam goreng Padang. Yang paling populer sangat mirip dengan ayam goreng lengkuas.
  • Ayam pop: Ayam tuna pucat tanpa kulit tanpa nasi, disajikan dengan sambal yang berbeda.
  • Ayam goreng balado: Padang atau ayam goreng gaya Minang. Potongan ayam goreng dilapisi pasta pedado pedo pedas.
  • Ayam goreng lado ijo: varian masakan nasi goreng dengan gaya Minang menggunakan cabai hijau.
  • Ayam goreng Jakarta: Jakarta gaya ayam goreng.
  • Ayam goreng Kalasan: Ayam goreng jawa dari desa Kalasan, Yogyakarta.
  • Ayam goreng kremes: ayam goreng jawa dengan kremes butiran renyah.
  • Ayam goreng serundeng: Ayam goreng jawa dengan serundeng parutan kelapa.
  • Pecel ayam: Ayam goreng Jawa Timur disajikan dengan sambal.
  • Ayam goreng penyet: penyet adalah kata jawa untuk "diperas" karena ayam goreng disajikan dalam adukan tanah liat saat sambal dan diperas dengan alus untuk mencampurnya dengan sambal.
  • Ayam goreng berempah: Ayam goreng Melayu, digoreng sampai dibakar emas dengan potongan tepung renyah - tanda tangan dari piring.
  • Ayam goreng kunyit: Potongan ayam potong Melayu dengan irisan kunyit.
Nasi Goreng.
Perut masyarakat Indonesia sudah sangat akrab dengan nasi goreng. Di restoran, warung, bahkan lesehan jalanan selalu menghadirkan nasi goreng. Selain nikmat, nasi goreng juga tergolong makanan yang merakyat. Harganya itu lho, murah banget.
Tahukah kamu bagaimana sejarah nasi goreng yang sudah lekat dengan masyarakat kita?
Nasi goreng ternyata sudah akrab dengan masyarakat di Indonesia, hingga orang tidak lagi peduli dari mana asalnya. Makanan satu ini sebenarnya adalah resep bawan dari negeri tirai bambu. Dilansir dari laman damniloveindonesia.com (22/8), nasi goreng ternyata sudah ada di negara Cina sejak 4.000 tahun Sebelum Masehi (SM). Wah lama juga yah.Masyarakat Cina memang sudah akrab dengan nasi. Terciptanya nasi goreng berasal dari kecenderungan masyarakat Cina yang sayang membuang nasi sisa. Untuk mengakali agar tidak mubazir, mereka memilih menggoreng kembali nasi yang sisa. Agar tetap enak, nasi sisa digoreng lagi dan ditambahi bumbu, juga isian seperti sayur dan ayam. Jadilah nasi goreng.
Bagaimana bisa sampai di Indonesia?
Pada abad ke-10, masyarakat Tionghoa mulai masuk ke Indonesia. saat itu mereka tersebar di berbagai pulau. Di tempat yang mereka diami, dibuatlah nasi goreng. Namun yang berbeda, nasi goreng tersebut disesuaikan dengan bahan yang terdapat ditempat tersebut. Makanya ada nasi goreng seafood untuk orang daerah pantai dan nasi goreng sayur untuk masyarakat pegunungan.
Nah gitu deh sejarah nasi goreng yang sering kita makan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Presiden ke-6 & Waroeng Pangestu

Hari Kamis Tanggal 12 April 2018 merupakan hari yang sangat spesial bagi Waroeng Pangestu,karena Preiden ke-6 Bpk Susilo Bambang Yudhoyo...